Blog seorang mahasiswa jurusan teknik industri

Senin, 24 April 2017

Stratifikasi Sosial


Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI :

1. Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
2. Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
3. Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah

Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial
Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
a. Perbedaan ras dan kebudayaan
b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.


Dasar-dasar stratifikasi sosial
Kriteria untuk menggolongkan masyarakat ke golongan tertentu ditentukan oleh:
a. Kekayaan.
b. Kekuasaan.
c. Kehormatan.
d. Pendidikan/pengetahuan.

Unsur-unsur stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial memiliki dua unsur yaitu:
a. Status
b. Peran

Status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Berdasarkan cara memperolehnya status social dibedakan:
• Ascribe Status, merupakan kedudukan yang di peroleh seseorang melalui kelahiran.
• Achived Status, merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja.
• Assigned Status, merupakan status atau kedudukan yang diberikan.

Peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peranan. Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal:
• Norma-norma di dalam masyarakat.
• Konsep tentang yang dilakukan
• Perilaku individu

Sifat-sifat stratifikasi sosial
Stratifikasi memiliki tiga sifat, yaitu:
a. Stratifikasi tertutup
b. Stratifikasi sosial terbuka
c. Stratifikasi sosial campuran

Stratifikasi Tertutup adalah Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan sosialnya.
Stratifikasi Terbuka adalah setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Contoh Masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.
Stratifikasi Campuran adalah Stratifikasi gabungan antara stratifikasi terbuka dan tertutup. Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka


Wujud Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial Ekonomi Pembagian/stratifiksi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta.
Berdasarkan kepemilikan harta. Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.:
a. Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
b. Kelas menengah, terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhikebutuhan pokok (primer).
c. Kelas bawah, Terdiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.

Wujud Kriteria sosial pelapisan masyarakat secara sosial ialah sistem pengelompokan masyarakat menurut status umumnya nilai status sosial dalam masyarakat diukur dari prestis (gengsi). Contoh: orang lebih memilih bekerja dikantor dari pada menjadi pedagang Pada masyarakat Bali, status masing-masing orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak memungkinkan untuk berpindah status.
Hal lain yang dianggap penting adalah menyangkut:
a. Hukum adat
b. Perkawinan
c. Sopan santun

Wujud Politik Pelapisan masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan.
Menurut Max Iver, ada tiga pola umum sistem status sosial:
a. Tipe kasta
b. Tipe oligarkhi
c. Demokratis

a. Tipe kasta
Ciri-ciri:
1. Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku.
2. Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
3. Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta.
4. Bersifat tertutup

b. Tipe Oligarkhi
Ciri-ciri:
1. Garis pemisahnya tegas diantara strata tapi perbedaan antara status yang satu dengan yang lain tidak begitu mencolok.
2. Pelapisan dapat ditembus, karena bersifat terbuka.
3. Biasa terdapat pada negara Tasisme atau Feodaly berkembang.
4. Kedudukan dipengaruhi oleh faktor kelahiran.

c. Tipe demokratis
Ciri-ciri:
1. Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak
2. Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

Fungsi Stratifikasi Sosial
  • Sebagai suatu alat untuk penditribusian hak dan kewajiaban, misalnya seperti: menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan seseorang dan lain-lain.
  • Untuk mempersatukan dengan pola menkoordinasikan pada bagian-bagian yang terdapat pada struktur sosial yang gunanya untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
  • Sebagai penempatan individu atau seseorang pada strata (lapisan) tertentu dalam struktur sosial.
  • Sebagai penentu tingkatan mudah atau tidaknnya bertukar status atau kedudukan dalam struktur sosial.
  • Untuk memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada dalam masyarakat.
  • Dan untuk mendorong masyarakat supaya bergerak sesuai fungsinya.
 Contoh Kasus :
Pencuri sandal jepit 5 tahun penjara, koruptor 4,5 tahun.


AAL berusia 15 tahun, disidang karena telah mencuri sendal jepit. Tidak ada niat membenarkan tindakannya. Akan tetapi karena yang dicuri adalah sendal jepit milik Brigadir (Pol) Satu, Ahmad Rusdi Harahap, AAL harus menghadapi jerat pasal 362 KUHP dengan ancaman maksimal tuntutan 5 tahun penjara.
Disaksikan kedua orang tuanya, AAL di persidangan bukan saja hanya membantah telah mencuri, tapi juga mengaku mendapatkan tekanan dan penganiayaan saat pemeriksaan oleh seorang anggota polisi agar mengaku sebagai pelaku pencurian Kasus pencurian sandal jepit warna putih kusam merek “Ando” seharga Rp 30 ribu itu terjadi November 2010.
Kasus pencurian sandal jepit yang dilakukan bocah 15 tahun ini rasanya tak sebanding dengan ancaman hukuman lima tahun penjara sementara banyak koruptor yang dihukum hanya 4,5 tahun bahkan banyak pula yang masih berkeliaran malah tampil jadi pemimpin di negeri tercinta ini dan tidak malu-malu pula memberi nasehat kepada negeri ini.

Penjara mewah salah satu koruptor

 Penjara tahanan kelas bawah


 Analisa :
Dari contoh kasus diatas, sudah terlihat jelas letak stratifikasi sosialnya. Dimana para koruptor yang sudah menjadi narapidana kasus korupsi tesebut seakan diistimewakan sekali pun mereka telah masuk ke dalam penjara. Bila dibandingkan dengan para narapidana yang biasa-biasa saja, tentunya sangat jauh berbanding terbalik.pertanyaannya ialah ‘apakah uang bisa membeli keadilan?’  Sungguh ironis sekali.
Penjara yang seharusnya menjadi tempat dimana narapidana di bina dan mempunyai tujuan agar para narapidana jera sehingga mereka tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan yang melanggar hukum, namun di dalam kasus ini seakan fungsi dari penjara itu sendiri sangat berbanding terbalik. Layakkah bocah ini diganjar hukuman penjara karena mencuri sandal milik seorang tentara? Kalau memang layak, berarti koruptor negeri ini juga harus diganjar lebih berat!




Sumber : haristepanus.wordpress.com
pengertianku.net
Share:

Sabtu, 08 April 2017

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda dan Sosialisasi 

 

1Pengertian Pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung.

2. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah beberapa individu yang membaur atau berkomunikasi di  dalam kehidupan bermasyarakat, dan mereka beraktifitas saling membantu dan menolong karena ada visi dan misi tertentu yang ingin mereka capai.
3. Peran Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
  • Peran sosial mahasiswa dalam masyarakat
Peran mahasiswa dalam masyarakat sangat penting. Tak bisa dipungkiri, mahasiswa memberikan peran penting dalam pembangunan masyarakat. dalam beberapa aspek kehidupan, salah satu di antaranya, pendidikan, mahasiswa mengambil andil yang krusial dalam terwujudnya kondisi akademis yang dibawa ke wilayah kemasyarakatan. Ini perlu, sebagai agent of change, mahasiswa menjadi pihak perubahan, yang pada awalnya banyak yang tidak diketahui, banyak yang bernilai kurang, mahasiswa memberi sesuatu yang bernilai lebih pada masyarakat.


Di antara yang bisa kita lihat, peran mahasiswa, adalah berbaurnya mereka bersama masyarakat dalam proses pembangunan. Para mahasiswa, sesuai jurusan mereka berupaya mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan Agama Islam, dapat kita bayangkan, bahwa mereka bisa mengambil andil penting dalam aktifitas keagamaan, seperti sebagai imam masjid atau khatib di hari Jumat.
Di lingkungan-lingkungan masyarakat lainnya, mahasiswa –sepantasnya- ada di sana, juga sebagai pelaku yang dianggap oleh masyarakat. semisal, dalam rapat menyelesaikan masalah desa/kelurahan. Mahasiswa memiliki potensi untuk mengeluarkan gagasan cemerlang sebagai bukti bahwa apa yang dipelajari di universitas memang ada manfaat lebih.

Karakter mahasiswa pun ditilik masyarakat sebagai hal yang baik, selama memang mahasiswa benar-benar menjalani status sebagai seorang mahasiswa sejati. Contohnya, seorang mahasiswa dididik untuk memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, akademis, solutif, dan berakhlak terpuji. Bagi masyarakat, mahasiswa adalah harapan. Mahasiswa –harusnya- adalah titik terang untuk masa depan.

Seberapa besar peran mahasiswa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi diri untuk menjadi bermanfaat bagi warga sekitar mereka. sebab, tidak semua mahasiswa benar-benar sadar akan apa yang mereka emban. Status mahasiswa, jika saja tidak dimaknai dengan baik oleh mahasiswa itu sendiri, akan menjadi hal yang akan mengubah paradigma masyarakat yang awalnya mengharapkan mahasiswa sebagai penyelesai masalah menjadi pengganggu dalam masalah yang tak selesai-selesai. tentunya, itu bukanlah harapan mahasiswa dan masyarakat seutuhnya. Kesadaran, adalah yang terpenting, tentang bagaimana membangun negeri ini agar bisa lebih baik dari sebelumnya.

  • Peran pemuda dalam masyarakat
Masyarakat membutuhkan peran sertapemuda untuk kemajuan bersama. Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
 Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya kekuasaan.
Bung Karno disebut-sebut orang yang memiliki semangat menyala-nyala dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, ketika beranjak senja, beliau dianggap tidak mampu lagi meneruskan kepemimpinannya di negara Indonesia, demikian pula dengan banyak pemimpin lainnya. Ini menunjukan bahwa pemuda memegang peranan yang sangat besar di dalam proses perubahan dan eprtumbuhan serta perkembangan suatu masyarakat.

Meskipun demikian, fakta menunjukan bahwa tidak semua pemuda memiliki semangat juang yang positif. Maraknya penggunaan narkoba serta penyalahgunaan obat-obat bius lainnya memaksa kita untuk menyadari bahwa banyak sekali yang harus dilakukan untuk membina kaum muda agar energinya yang sangat banyak tersalur kepada hal-hal yang positif.

Dengan demikian, dibutuhkan pembinaan yang intensif terutama pembinaan moral agar pemuda memiliki rasa tanggung jawab untuk membangun serta berjuan untuk kemakmuran rakyat, tidak hanya untuk kepentingan pribadinya.

4. Potensi-potensi generasi muda

  • Idealisme dan Daya Kritis: Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang
  •  Dinamika dan Kreativitas: Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,
  •  Keberanian Mengambil Resiko: Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
  • Optimis dan Kegairahan Semangat: Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
  •  Sikap Kemandirian dan Disiplin: Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
  •  Terdidik: Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
  • Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan: Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
  • Patriotisme dan Nasionalisme: Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
  • Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi: Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
 5. Masalah generasi muda
Studi Kasus: Banyak mahasiswa yang protes atas kebiajakan pemerintah yang bertentangan dengan pendapat masyarakat.
Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal. Kelompok ini sering juga disebut sebagai â€Å“Golongan intelektual muda” yang penuh bakat dan potensi. Posisi yang demikian ini sudah barang tentu bersifat sementara karena kelak di kemudian hari mereka tidak lagi mahasiswa dan mereka justru menjadi pelaku-pelaku intim dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat.
Peran mahasiswa sejauh ini senantiasa diwarnai oleh situasi politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mereka biasanya memerankan diri sebagai â€Å“Oposan” yang kritis sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan sosial dan kebijakan politik, ekonomi. Mereka sangat tidak toleran dengan penyimpangan apapun bentuknya dan nurani mereka yang masih relatif bersih dengan sangat mudah tersentuh sesuatu yang seharusnya tidak terjadi namun ternyata itu terjadi atau dilakukan oleh oknum atau kelompok tertentu dalam masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan Pembina pada masa depan ditantang untuk memperlihatkan kemampuan untuk memerankan peran itu. Jika gagal akan berdampak negatif pada masyarakat yang di pimpinnya; demikian pula sebaliknya. Dalam perubahan sosial yang dasyat saat ini, mahasiswa sering dihadapkan pada kenyataan yang membingungkan dan dilematis. Suatu pilihan yang teramat sulit harus ditentukan, apakah ia terjun dalam arus perubahan sekaligus mencoba mengarahkan dan mengendalikan arah perubahan itu; ataukah sekedar menjadi pengamat dan penonton dari perubahan atau mungkin justru menjdi korban obyek sasaran dari perubahan yang dikendalikan oleh orang lain .


Melihat realitas dan tantangan diatas,mahasiswa memiliki posisi yang sangat berat namun sangat strategis dan sangat menentukan .Bukan zamannya lagi untuk sekedar menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dari perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi;tetapi harus mewarnai perubahan tersebut dengan warna masyarakat yang akan dituju dari perubahan tersebut adalah benar-benar masyarkat yang adil dan makmur.
Share:

Individu, Keluarga dan Masyarakat

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

Tugas minggu bab ke 3 ini mengenai tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat
 
PENDAHULUAN
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan.  
TEORI
 
Berikut ini pengertian individu dari beberapa ahli :
1. Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. 
2. Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. 
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat
3. pengertian individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).
Sumber: Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 114
Individu menurut saya adalah seseorang yang berkerja secara individualis tanpa bantuan orang lain.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
KELUARGA


Berikut ini pengertian individu dari beberapa ahli :
  1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
  2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
  3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
  4. Narwoko dan Suyanto, (2004) : Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu” 
Pengertian Keluarga menurut saya adalah keluarga merupakan suatu ikatan antara anak dan orang tua pada ruang lingkup rumah dan peran keluarga sangat penting buat anak

Keluarga juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga inti (batih) didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin. Sedangkan Consanguine family tidak didasarkan pada pertalian suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam dalam satu rumah atau pada tempat lain yang berjauhan. “Kesatuan keluarga consanguine ini disebut juga sebagai extended family atau “keluarga luas. (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14).

Fungsi Keluarga :


-Delapan fungsi keluarga terdiri dari fungsi  Agama, Sosial Budaya, Cinta dan Kasih Sayang, Perlindungan, Reproduksi, Sosialisasi dan Pendidikan, Ekonomi dan Lingkungan.
-Delapan fungsi keluarga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua dalam membantu pembentukan karakter anak sehingga memiliki kepribadian yang matang. 
   Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
1.      Menjelaskan Makna Individu
            Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
2.      Menjelaskan Makna Keluarga
            Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
3.      Menjelaskan Makna Masyarakat
            Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu. Menjelaskan Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
4.      Hubungan individu dengan keluarga
            Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
            Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
5.      Hubungan individu dengan masyarakat
            Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
E.     Urbanisasi
      Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
      Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
      Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
      Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
1.      Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
a.       Kehidupan kota yang lebih modern
b.      Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
c.       Banyak lapangan pekerjaan di kota
d.      Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
2.      Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
a.       Lahan pertanian semakin sempit
b.      Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
c.       Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
d.      Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
e.       Diusir dari desa asal
f.       Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
3.      Keuntungan Urbanisasi
a.       Memoderenisasikan warga desa
b.      Menambah pengetahuan warga desa
c.       Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
d.      Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
4.      Akibat urbanisasi
a.       Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
b.      Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
c.       Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
d.      Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
ANALISIS
 
 Kesimpulan :
 Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
 
Share:

Jumat, 07 April 2017

Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan

PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN SERTA CONTOH KASUS



    I.             PENGERTIAN PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN



Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan adalah tiga hal aspek kehidupan yang saling berkaitan. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena dapat saling menentukan. Penduduk bertempat tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu akan menimbulkan suatu perkumpulan dimana dari perkumpulan tersebut akan terbentuk sebuah masyarakat. Begitu pula dengan Kebudayaan yang terlahir, tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Menurut Selo Soemarjidan, Masyarakat adalah Orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Jadi hubungan antara Penduduk, Masyarakat dan Budaya merupakan hubungan yang saling menentukan.



            Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, dimana kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Begitupun  juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Adapun dibawah ini adalah beberapa definisi dan penjelasan lanjut tentang penduduk, masyakarakat dan kebudayaan :

             

Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah tertentu, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula. 

Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu. kehidupan sosialnya sudah teratur karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi yang mengikat dan mengatur kehidupannya. Pranata sosial dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

Kebudayaan

  Menurut Selo Soemadrjan Soelaiman Soemardi, kebudayaan merupakan sarana dari hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Kebudayaan terlahir dari Karya manusia yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan. Kebudayaan juga melibatkan rasa untuk mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan, serta mengembangkan dan mentafsirkan cipta untuk kemampuan berpikir, kemampuan mental sehingga akan menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Kebudayaan dalam perwujudannya antara lain misalnya, perilaku, seni, religi/keyakinan, bahasa, pola berpikir dll.



 II.    Penduduk Indonesia dan permasalahannya




Indonesia merupakan salah satu Negara berpenduduk padat dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 % per tahun. Dengan laju pertumbuhan yang bisa dikatakan cukup besar ini tentunya menimbulkan dinamika sosial yang akan menimbulkan perubahan sosial. 

Berbicara mengenai perubahan sosial yang terkait dengan pertumbuhan penduduk tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Masalah yang paling dekat  adalah masalah kesejahteraan yang terkait dengan masalah kemiskinan dan biasanya berujung pada banyaknya kasus kriminal juga masalah pemerataan penduduk yang menjadi faktor kemajuan dan modernisasi suatu wilayah bahkan Negara.




Kemiskinan




Merupakan masalah yang sering sekali dikaitkan dengan masalah sosial, kemiskinan juga menjadi masalah yang dasar juga bersifat global yang hingga sekarang masih kita upayakan penurunannya. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. 



Penggangguran







Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.




Kriminalitas




Masalah kriminalitas ini sering terjadi karena faktor ekonomi yang dalam hal ini berkaitan dengan kedua masalah yang kita bahas sebelumnya, yaitu masalah kemiskinan dan pengangguran. Kriminalitas yang sering terjadi sebagai akibat dari kemiskinan dan pengangguran ialah pencurian. Karena himpitan ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan membuat seseorang bisa melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhan ekonominya walaupun dengan jalan mencuri.




Pemerataan Penduduk




Pemerataan penduduk sebenarnya hadir sebagai solusi atas banyaknya pertumbuhan penduduk, namun pemerataan penduduk ini bisa menjadi masalah jika dalam pelaksanaannya tidak optimal. Misalnya dalam hal urbanisasi yakni perpindahan dari desa ke kota. Warga desa yang pindah ke kota tentunya memiliki keinginan untuk merubah nasib di Ibukota. Jika hal tersebut tidak terkendali akan menimbulkan dampak padatnya jumlah penduduk kota yang berarti makin kurang terjaminnya kesejahteraan serta semakin berkurangnya tenaga kerja di desa yang berdampak pada lambatnya pembangunan dan modernisasi di desa.



   I.        III. Mengkaji Hubungan Antara Masalah Penduduk dengan Perkembangan Kebudayaan



Masalah-masalah sosial yang menimpa penduduk Indonesia mampu melahirkan suatu kebiasaan atau kebudayaan dimana budaya tersebut juga merupakan masalah yang harus diselesaikan, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun pula semua pihak. Kita ambil beberapa contoh masalah penduduk yang melahirkan kebudayaan yang berkembang di tengah masyarakat.



1.   Masalah ekonomi (kemiskinan) yang melahirkan kebudayaan mengemis. 








Saat ini mengemis seperti sudah dianggap sebagai suatu hal yang menjadi kebiasaan bahkan menjadi suatu profesi yang terkoordinir.



2.  Masalah pekerjaan (pengangguran) yang membuat seseorang bergantung kepada orang lain. 





Bahkan dalam kondisi tertentu dimana orang tersebut dalam keadaan terdesak ekonomi bisa jadi ia melakukan tindak kriminal.



3.   Budaya meniru dan menerima tanpa menyaring budaya dari luar negeri .

yang berdampak terasingnya budaya dalam negeri.



4.   Masalah kedisiplinan terhadap peraturan umum maupun lingkungan yang telah menjadi sebuah kebudayaan 






Contoh masalah ini sebenarnya banyak namun beberapa antara lain, merokok di tempat yang sudah jelas merupakan kawasan bebas asap rokok, banyaknya kendaraan (terutama kendaraan bermotor) yang sering memakai bahu jalan bahkan trotoar sebagai jalurnya padahal sudah jelas diperuntukkan bagi pejalan kaki. Banyaknya pelajar yang mengendarai kendaraan padahal belum memiliki SIM, banyaknya pelanggaran lalu lintas dan masih banyak lagi yang lainnya.




Share:

About

http://baak.gunadarma.ac.id/ http://ilab.gunadarma.ac.id/

Israfi Maulana

Diberdayakan oleh Blogger.